MENU

*Rahasia Mudah Mendidik Anak, Ustadzah Sulis Setiawati : Ridho Suami*

*Rahasia Mudah Mendidik Anak, Ustadzah Sulis Setiawati : Ridho Suami*

PEKANBARU - Salah satu sekolah Level Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) berasaskan Islam di bawah Yayasan Bintang Cendekia Jl Lobak, Kelurahan Delima, Kecamatan Binawidya, Kota Pekanbaru, Riau telah melaksanakan Agenda Bulanan Majelis Ruhiyyah khusus wali santri KUTTAB pada hari Sabtu, 26 Agustus 2023 di Aula Sekolah Bintang Cendekia pada pukul 07.30 WIB hingga selesai.

KUTTAB Bintang Cendekia yang memiliki visi melahirkan generasi gemilang di usia belia dan diimbangi dengan misi yang berisi pengajaran dan penanaman karakter Iman; menghafal Al-Qur’an; menggali, meneliti dan membuktikan kemukjizatan Al-Qur’an; berbahasa peradaban yaitu bahasa Arab; dan memiliki Keterampilan hidup, mentaja parenting khusus bunda mengangkat tema : "Bundaku Sang Muaddib" yang diisi oleh Team PJ syar'i KUTTAB Bintang Cendekia yang diwakilkan oleh Ustadzah Sulis Setiawati, S.Pd. dengan memaparkan materi berjudul : "Rahasia Mudah Mendidik Anak"

Kedudukan perempuan dalam Al Qur'an bagi yang sudah menikah. Sebagai istri, ibu, pribadi dan sosial. 
"Dalam penelitian, kedudukan terbesar perempuan itu sebagai istri dengan mengharapkan ridho suami. Karena ridho suami menentukan surga dan nerakamu."

*Mengapa peran Istri menjadi dominan?*

Dalam pemaparannya Ustadzah Sulis mengatakan bahwa ketaatan pada suami mutlak sebatas pada yang Allah SWT perintahkan dan dibatasi dengan perkara kemaksiatan pada Allah SWT.
“"Batas ketaatan kepada suami ketika suami menyuruh kepada kemaksiatan, boleh tidak taat pada suami ketika suami memerintahkan kita membuka aurat yang itu merupakan kemaksiatan." paparnya.

Selanjutnya beliau menjelaskan mengapa peran istri menjadi dominan dalam pandangan Islam, diantaranya karena:
Pertama, Rasulullah SAW berkata bahwa “Suamimu adalah surgamu atau nerakamu”.
Kedua, Rumahmu harus cukup lapang untuk menampungmu.
Ketiga, sebagai istri, ketika melakukan safar, ketika telah selesai urusan kita di luar maka segeralah pulang ke keluarga kita. Karena Safar adalah sepenggal siksaan.

Kemudian beliau memaparkan ucapan Syaikhul Islam ibnu Taimiyah dan hadis penunjang lainnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Dan seorang wanita yang telah menikah, ketaatannya kepada suaminya lebih utama daripada ketaatan kepada orangtuanya.”

Hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu dari Nabi SAW, beliau berkata : “Maukah kalian aku beritahukan tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab : “Tentu saja wahai Rasulullah!” Nabi SAW menjawab : “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, Ia berkata : “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.”

"Di titik ini Allah SWT akan buka segala pintu kebaikan ketika kita terpaksa untuk mentaati suami dalam hal yang tidak kita senangi dari suami kita. Misi iblis itu hanya menghilangkan rasa syukur pada ibu yang lelah perasaannya."

*Tertolaknya amalan salat istri*

Ustadzah Sulis mengingatkan pada para bunda tentang tertolaknya amalan salat seorang istri karena suaminya tidak ridha.

"Berat ya Bun, mencium tangan suami ketika sebelum tidur meminta keridhoannya ketika suami marah. Disitulah jihadnya seorang wanita. Ketika suami ridho maka otomatis Allah SWT akan ridho." ucapnya lembut dengan tatapan sendu.

Ditunjukkan pula hadis riwayat Ibnu Abbas ra. yang menyebutkan bahwa “Ada tiga kelompok yang salatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah SWT). Orang yang mengimani sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya, istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya, dan dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan).”

Serta dalil lain dalam Al Qur'an surat Ali Imran ayat 134 yang menyebutkan, “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Disebutkan dalam Tariqh Damasyqus (70/151) dari Baqiyah bin al-Walid bahwa Ibrahim bin Adham berkata Abu Darda’ berkata kepada istrinya Ummu Darda’ : “Jika kamu sedang marah, maka aku akan membuatmu jadi ridha dan apabila aku sedang marah, maka buatlah aku ridha. Jika tidak, maka kita tidak akan menyatu. Kemudian Ibrahim berkata kepada Baqiyah, “Wahai saudaraku, begitulah seharusnya orang-orang yang saling bersaudara itu dalam melakukan persaudaraannya, kalau tidak begitu, maka mereka akan segera berpisah.”

Dalam Al Qur'an surat an-Nisaa’ ayat 19 berisi anjuran untuk suami menggauli istri secara patut, dan ketika ada yang tidak disukai dari istri hendaklah perlebar sabar.

"Ketika kita menemukan orang yang diluar ekspektasi kita, karena satu kekurangan suami, hilang rasa syukurnya, dia melupakan kebaikan suaminya dalam seketika." ucapnya melanjutkan.

Kemudian dipaparkan lagi betapa menjadi wanita tidaklah mudah. Sebagaimana hadits dari Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Bukhari No. 1052, dari Ibnu Abbas ra yang berbunyi : “Dan aku melihat neraka, maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali. Aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Sahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah SAW.?”. Beliau SAW menjawab : “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi. “Apakah mereka kufur kepada Allah SWT?.” Beliau menjawab : “Mereka kufur terhadap suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang, kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : “Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.”

"Ketaatan pada suami adalah bentuk keteladanan dalam pengasuhan anak. Karena anak mencontoh apalagi ketika suami dan istri berdebat di depan anak. Sebelum menikah, ridho Allah SWT pada orang tua kita. Dan setelah menikah, ridho Allah SWT ada pada suaminya. Semoga Allah SWT memudahkan niat kita. Luruskan lagi niat kita menikah, hanya mencari ridho Allah SWT lewat ridho suami kita." ucapnya lagi.

*Tugas Utama Bunda sebagai Muaddibah*

Tugas utama Bunda sebagai sang muaddibah (pengajar), yang meliputi perannya sebagai madrasatul ‘ula (sekolah pertama bagi anaknya), sebagai tempat terbaik yang melahirkan generasi terbaik, dan menghidupkan al-Qur’an dan sunnah. 

Dengan tugas utama itu disebutkan pula bahwa Bunda di dalam Al Qur'an selalu dikatakan sebagai al Ummu yang menunjukkan kualitas seorang ibu dan Walidah yang berkaitan dengan fungsi reproduksi (rahim ibu). Sebagaimana disebutkan dalam surat Al An'am ayat 92 dan surat Luqman ayat 14. 

"Pendidikan usia dini tidak dilewati dengan baik akan membuat orang tua khawatir ketika anaknya dewasa. Beda ketika pendidikan iman sudah kokoh sejak kecil, pelindung terbaik anak kita hanya Allah SWT.” Ucap Sulis.

Sebagaimana Ummul mukminin menjadi rujukan para wanita setelahnya. Dari 11 istri Nabi mewakili karakter-karakter wanita mulia yang bisa diteladani oleh wanita di seluruh muka bumi.

Kisah wanita-wanita teladan yang tertuang dalam al-Qur’an diantaranya:
1 Kisah Khaula, QS. al-Mujadillah ayat 1 hingga 4.
2 Keteguhan hati ibu Musa, QS. al-Qashash ayat 10.
3 Kisah Maryam, QS. al-Maidah ayat 75.
4 Kisah ibu Maryam, QS. Ali-’imran ayat 36.
5 Perintah Salat, QS. Thaha ayat 132.
6 Kata Sabar, QS. al-Kahfi ayat 28
7 Kisah istri-istri Nabi, QS. al-Ahzab ayat 28 hingga 36.

*Karakter Bunda Terbaik yang Allah SWT  Inginkan*

Menutup pemaparannya, sulis merangkum karakter bunda terbaik dan bunda yang diinginkan oleh Allah SWT agar hadir di pribadi seorang bunda sekaligus muaddibah bagi anak-anaknya.

Tujuh karakter bunda terbaik yang harus bunda miliki, diantaranya yang siddiiqoh, memberi pendidikan sejak dalam kandungan, bervisi akhirat, cerdas, terikat dengan hukum Allah SWT dan memiliki kesabaran.

“Minimal ada 7 karakter bunda terbaik yang harus bunda miliki, diantaranya yang siddiiqoh (membenarkan ayat-ayat Allah), yang memberi pendidikan sejak dalam kandungan, yang  bervisi akhirat, yang cerdas, yang terikat dengan hukum Allah SWT dan yang memiliki kesabaran sesabar-sabarnya.” ucap Sulis menutup pemaparannya.

Karena Bunda yang Allah SWT inginkan adalah : selalu meniatkan anaknya untuk Allah SWT; selalu mengenalkan anaknya dengan Allah SWT dan para Nabi serta RasulNya; selalu mengenalkan anaknya dengan para ulama; memberikan pendidikan keteladanan dan hati; membahagiakan anaknya dengan sumber harta yang halal; dan senantiasa mendo'akan anaknya. Dan semoga itu hadir diantara semua wanita yang bergelar ibu.

Laporan dari: Yenni Sarinah, S.Pd (Kontributor Pekanbaru)

KOMENTAR